*SMS ROHANI, HARI MINGGU PRAPASKAH IV, MINGGU 30 MARET 2025.*

  • Bagikan

KARAKATNEWS.COM – 15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, ’Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah­-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap Surga dan terhadap Bapa, 15:19 aku tidak layak lagi disebut anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.’ 15:20 Lalu bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.

*(LUKAS 15:1-3.11-32).*

*Belajar tentang Sesal dosa: Bapa, aku telah berdosa terhadap Surga dan terhadap Bapa*

Kita hapal tentang kisah anak yang hilang. Kita mau mengambil posisi sebagai anak bungsu.

Saat bapak masih hidup, ia sudah minta warisan. Pemintaan ini sudah menandakan bahwa ia kurangajar. Bapaknya tidak marah.

Ia diberi hak waris. Dengan warisan itu ia pergi pesta. Ia bahagia.

Alam pikirannya tentang harta dan senang-senang. Ia tidak berpikir bagaimana nanti masa depan.

Harta dihamburkan dan merasa tidak akan habis. Di luar dugaan terjadi bencana kelaparan di seluruh negeri.

Ia pun jatuh dan kelaparan. Uang ditangan pun tiada arti. Tidak ada makanan. Yang tersisa hanyalah makanan untuk babi.

Pada titik terendah inilah ia mengalami kejatuhan. Ia tidak bisa makan, tidak ada saudara, tidak ada orang lain yang mau menolongnya.

Ia pun sadar akan keadaan dirinya. Ia ingat akan masa kemakmuran dengan bapak dan saudaranya.

Ia sadar salah. Ia tidak memilih lari ke tempat lain. Ia ingat akan kasih Bapa maka memilih kembali kepada Bapa.

Apakah kita mempunyai kesadaran seperti ini?

Kisah ini memberikan gambaran kita. Kasih pengampunan Bapa secara penuh. Anaknya yang berdosa menerima indulgensi secara penuh dan sempurna.

Tahun 2025 ini kita juga diajak merayakan tahun Yobelium pembebasan dari dosa. Kita mau belajar dari si bungsu.

Ia sadar akan posisi dirinya saat ini adalah berdosa, melukai hati bapa dan keluarga. Ia sadar kembali kepada bapa. Ia sadar butuh pemulihan kesembuhan. Ia sadar butuh hidup damai dan tenang.

Ia sadar butuh keselamatan. Tanpa ada kesadaran seperti ini, seseorang berdosa tetap berkungkung situasi dosa. Ia tidak maju, ia tetap sakit, dan memperpanjang penderitaanya. Hidupnya dalam kepedihan dan ratapan.

Si bungsu adalah kita. Kita sadar akan kedosaan maka berani ambil keputusan kembali kepada Bapa untuk mohon ampun dan mendapat anugerah baru martabat baru sebagai anak dengan cincin, sepatu, dan jubah baru. Pertobatan si bungsu telah mengembalikan sukacita di bumi dan di surga.

Selamat hari Minggu. Mari rayakan misa bersama keluarga. Kita sambut Bapa yang baik hati untuk kita.

Kita umat pilihan Tuhan dan berziarah bersama sesama dan Tuhan.

Dalam terang Roh Kudus, kita cermat berdiskresi dan matang membuat keputusan dan setia menjalani hidup dalam terang jalanNya.

Kita syukuri kehidupan ini. Mari berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15:58). Berkat Tuhan terbaik untuk kita.
*(Rm. ASH., Pr. Gereja Paroki Santo Petrus & Paulus BABADAN Wedomartani, Sleman – DIY).

 

(Red*Sipri Mone*)

Editor: Sipri Mone
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *