Presidium Germas PMKRI Cabang Tambolaka Dominggus Ghoghi,NTT Dikaruniai Sumber Daya Alam Yang Melimpah

  • Bagikan

SBD, KARAKATNEWS.COM – NTT Harus Belajar dari Maluku Utara dan Kalimantan Timur,Sebagai pemikir muda dari Nusa Tenggara Timur, saya merasa getir melihat bagaimana provinsi ini begitu tertinggal dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia.

Padahal, NTT dikaruniai sumber daya alam yang melimpah dari pertanian, peternakan, laut, hingga pariwisata.Sayangnya, kekayaan itu belum menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Sudah berkali-kali kita memilih pemimpin dengan harapan akan ada perubahan, Namun realitas tak seindah janji. NTT masih bergelut dengan label klasik: Tertinggal, Terdepan, dan Terbelakang.

Tiga kata yang terus menjadi panggilan akrab bagi provinsi ini, seolah tidak pernah lepas dari beban sejarah dan kegagalan perencanaan. Sementara itu, daerah-daerah lain melesat. Dari media sosial dan berbagai kanal informasi, saya melihat langkah Gubernur Maluku Utara, Sherly, yang begitu progresif.

Dalam 100 hari kerjanya, ia menunjukkan lompatan kebijakan, pendidikan tingkat SMA, SMK, dan SLB gratis tanpa pungutan uang komite; layanan kesehatan diperluas dengan program jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas); hingga beasiswa Maluku Utara Bangkit yang membuka jalan ke 27 kampus bagi anak-anak muda. Kebijakan yang berpihak ini bukan sekadar gagah di media, tapi menyentuh kebutuhan dasar rakyat.

Ia bahkan memulai kepemimpinannya dengan ret-ret di Magelang sebuah simbol perenungan spiritual yang mungkin turut membentuk sensitivitas kebijakannya hari ini. Tak hanya Maluku Utara,Kalimantan Timur pun sedang menuju transformasi besar.

Mulai Januari 2026, biaya sekolah dari PAUD hingga perguruan tinggi akan dihapuskan sepenuhnya. Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah terhadap pendidikan sebagai hak, bukan beban.

Sebagai Presidium Gerakan Kemasyarakatan (Germas) PMKRI Cabang Tambolaka, saya mendukung penuh program-program transformatif seperti ini.

Pemerintah daerah, terutama di NTT, seharusnya belajar dari langkah maju saudara-saudara kita di timur dan tengah Indonesia. Mengapa Maluku Utara bisa, Kalimantan Timur bisa, tapi NTT masih tertatih?

Padahal, dari sisi kekayaan alam, NTT tidak kalah. Tapi kita masih berhadapan dengan rendahnya tingkat literasi, terbatasnya akses pendidikan dan kesehatan, serta buruknya tata kelola sumber daya.

Di pelosok-pelosok, masih banyak anak yang tidak bisa membaca dan menulis. Ini adalah potret kegagalan pemerintah dalam menerjemahkan visi dan misi pembangunan ke dalam kebijakan yang nyata.

Tingkat literasi yang rendah bukan hanya masalah pendidikan. Ia adalah bukti bahwa masyarakat belum terlibat secara aktif dalam pembangunan.

Padahal, ketika masyarakat memiliki pengetahuan dan karakter yang terbentuk dari pendidikan bermutu, mereka bisa menjadi motor perubahan.

Jika hal ini terus diabaikan, NTT akan semakin tertinggal di tengah arus perubahan yang makin kompetitif.

Selain pendidikan, kesehatan adalah kebutuhan dasar yang harus dijamin. Pemerintah perlu memperluas akses layanan kesehatan gratis yang berkualitas.

Tidak cukup dengan bangunan puskesmas megah yang kita butuhkan adalah ketersediaan tenaga medis, obat, dan sistem rujukan yang cepat.

Tak kalah penting, sektor ekonomi lokal juga butuh dorongan. NTT dikenal sebagai provinsi dengan produksi komoditas tinggi.

Tetapi tanpa industri pengolahan di dalam provinsi, masyarakat hanya menjual hasil bumi dengan harga rendah kepada tengkulak.

Pemerintah harus mulai memikirkan pembangunan pabrik-pabrik skala kecil di tiap kabupaten agar nilai tambah bisa dinikmati petani dan nelayan lokal.

Transformasi tidak datang dari slogan, melainkan dari kebijakan yang berpihak. Bila pemimpin kita sungguh hadir dan mau mendengar suara rakyat, maka perubahan akan menjadi nyata.

Saatnya NTT belajar, mengejar, dan melampaui bukan terus tenggelam dalam ketertinggalan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

 

Red/Sipri Mone/ KN

Editor: Sipri Mone
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *